Miris, Tujuh Tahun Sekolah di Kariango Tidak Beroprasi

Pinrang,Rakyatta.com- Di Dusun Buttu Batu, Desa Kariango, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, terdapat sekolah yang vakum selama tujuh tahun.

Keinginan untuk dapat bergelut di dunia pendidikan merupakan impian setiap peserta didik. Semangat juang mereka untuk menempuh pendidikan patut diacungi jempol.

Dikenal dengan istilah sekolah jauh karena merupakan kelas jauh dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 150 Pinrang yang terletak di dusun Tondo Bunga.

Ada 47 siswa yang mesti menempuh perjalanan sepanjang empat kilometer dengan berjalan kaki. Butuh waktu dua jam untuk dapat mengenyam pendidikan di sekolah Induk. Dampak dari kelas jauh di dusunnya tidak beroperasi lagi.

Kepala Dusun Buttu Batu, Aris, mengatakan turut prihatin dengan vakumnya kelas jauh tersebut.

“Turut prihatin, kami sedih melihat kondisi pendidikan di sini, sebab tujuh tahun belakangan ini kami menyaksikan anak-anak kami mesti berjalan jauh untuk menempuh pendidikan,” ungkapnya, Sabtu (19/3/2022).

Penyebab vakumnya kelas jauh tersebut salah satunya adalah tidak adanya tenaga pendidik.

“Pernah ada beberapa guru yang mengajar di kelas jauh ini namun semuanya minta ampun sebab aksesnya yang sulit untuk di jangkau,” tambah Aris.

Senada dengan Rahmat, selain jauh akses jalan yang rusak parah seringkali mengakibatkan peserta didik tarpaksa tidak kesekolah.

“Ketika hujan, anak-anak terpaksa tidak berangkat sekolah sebab jalur tanah yang di lalui licin dan terjal,  akses jalanan yang tidak bersahabat,” terang Rahmat yang juga tokoh masyarakat Dusun Buttu Batu.

Ismail selaku Ketua IPMAL Kota Parepare turut bersimpati atas dunia pendidikan di pelosok utara Pinrang yang di anggap kurang di perhatikan.

“Perlu di garis bawahi bahwa pendidikan adalah hal utama untuk mencerdaskan kehidupan anak negeri sesuai amanat undang-undang, dan peran pemerintah adalah bagaimana menjamin mutu pendidikan termasuk pula di daerah pelosok,” tegasnya.

Sebab pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak negeri. Mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana baik berupa gedung sekolah yang layak, maupun persediaan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya.

“Sangat disayangkan ketika pemerintah kabupaten tidak memperhatikan pendidikan yang ada di pelosok Pinrang, sebab ini menjadi torehan bahwa pemangku kebijakan strata kabupaten gagal melaksanakan tanggung jawab mereka,” pungkasnya.

Sampai saat ini, kata Aris, mereka terus beraharap bahwa sekolah jauh ini dapat di aktifkan kembali.

“Kami berharap bahwa pihak pemerintahan terkait, dapat mengaktifkan kembali kelas jauh ini, karna kami sangat prihatin melihat kondisi anak-anak kami yang tiap harinya berjalan kaki, apa lagi gedung kelas jauh ini masih layak huni,” tutup Aris.

Penulis:

Agung (KABID Aksi & Advokasi PC. IPMAL Kota Parepare)

Editor : Shm/Red