Prakonsepsi adalah fase yang tidak kala penting dari fase yang dilewati oleh wanita sampai ke tahap di menjadi ibu. Dari konsep yang telah diusulkan untuk mengatasi masalah kesehatan ibu secara praktis strategi perawatan prakonsepsi diterjemahkan sebagai intervensi prilaku biomedis dan sosial yang ditawarkan kepada pasangan sebelum pembuahan terjadi sehingga beberapa gangguang dapat di cegah.
Perhatian prakonsepsi difokuskan untuk menjaga kesehatan wanita sebelum hamil. Depresi selama hamil dan pasca melahirkan merupakan sumber kecacatan utama dalam masa kehamilan, sehingga dengan alasan tersebut perlu asuhan prakonsepsi kepada wanita usia subur untuk menyiapkan atau merencanakan reproduksinya selama bertahun-tahun.
Kondisi defisiensi zat besi yang berawal pada masa prakonsepsi dapat berlanjut pada komplikasi kehamilan dan mengarah pada peningkatan kejadian stanting karena janin yang di kandung mengalami malnutrisi akibat ibu yang berstatus anemia. Pada penelitian yang dilakukan oleh okuno Keisuke bagaimana dampak anemia pada jantung dan ginjal serta gangguan pada sirkulasi penyebaran sari makanan dari ibu ke janin. Studi kasus juga dilakukan pada ikan salmon yang menemukan dampak dari anemia menyebabkan penurunan pertumbuhan. Sebuah analisis komparatif cros sectional dilakukan diantara ibu hamil yang hasilnya terdapat 36 bayi prmatur pada ibu yang anemia dan 10 bayi premature pada ibu yang tidak anemia.
Anemia memiliki konsekuensi yang merugikan dan jika anemia sudah terjadi pada fase prakonsepsi maka akan berlanjut pada kehamilan dan berefek pada pertumbuhan janin sampai pada masa balita . Selama kehamilan wanita berada pada resiko defisiensi Zat besi. Anemia adalah komplikasi umum dan selalu dikaitkan dengan penurunan kesehatan dan peningkatan morbiditas dan mortalitas tidakhanya itu juga mempengaruhi pertumbuhan anak setelah dilahirkan.
Anemia sangat mempengaruhi ibu hamil dan Bayi Baru Lahir yang menjadikan anemia sebagai masalah global. Anemia di seluruh dunia sekitar 38% dari populasi dunia , sedangkan di india di laporkan kasus anemia lebih dari separuh wanita usia reproduksi sehingga dikembangkan riset pengaruh komunikasi interpersonal di kalangan waita usia reproduksi . Analisis retrospektif juga dilakukan untuk menentukan efek yang meningkatkan keparahan anemia setelah melahirkan.
Kehamilan adalah salah satu dari berbagai kondisi yang dapat mengganggu aktivitas normal hematopolesis sehingga menjadi predisposisi sesorang untuk anemia. World Health Organization (WHO) melaporkan prevalensi ibu yang mengalami defidiensi besi sekitar 35 – 75% semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan dan diperkirakan 30-40% penyebab anemia karena kekurangan zat besi. (WHO, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mun’im A, ada tiga parameter anemia diamati. Ada pemeriksaan bentuk sel darah merah, perhitungan hematologi darah (kadar hemoglobin, jumlah ,eritrosit, dan kadar hematokrit), dan perhitungan konsentrasi besi total dalam darah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat dosis daun kelor meningkat, kadar hemoglobin, eritrosit, hematokrit, dan kadar besi total dalam darah tikus juga meningkat Selain itu, ekstrak daun kelor pada dosis 792 mg / 200 g BB / hari dapat memperbaiki morfologi eritrosit dan meningkatkan kadar hemoglobin dan eritrosit tikus secara signifikan (p <0,05).
Sehingga dapat disimpulkan intervensi prakonsepsi semakin mendapat perhatian sebagai cara yang efektif untuk mencegah komplikasi, kehamilan, persalinan, dan nifas serta kelainan janin dengan memperkirakan status gizi pada masa prakonsepsi. Perawatan prakonsepsi berfokus pada peningkatan kesehatan wanita sebelum kehamilan sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatannya dan hasil kehamilan di masa depan.
Status zat besi prakonsepsi yang rendah akan berdampak pada morbiditas ginekologis prakonsepsi yang akan menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan menyebabkan berat badan lahir rendah yang akan mengarah pada kasus stunting.
Asuhan prakonsepsi yang diberikan secara teratur akan mempengaruhi kualitas kehamilan dan bayi yang dilahirkan sampai pada masa pertumbuhan balita agar tidak terjadi stanting. Memperoleh bayi yang sehat sangat terlambat jika dipersiapkan pada masa kehamilan tetapi harus dipersiapkan sejak masa prakonsepsi, maka dari itu intervensi pemberian suplemen Gizi pada masa prakonsepsi menjadi sangat penting untuk mencegah peningkatan angka stanting khususnya di Majene yang merupakan daerah yang memiliki angka stanting terbesar di Sulawesi Barat, dan Sulawesi Barat adalah provensi yang memiliki angka stunting kedua terbesar di Indonesia.