SulbarUpdate.com, MAJENE – Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang di release oleh Kementerian Kesehatan, angka stunting di Kabupaten Majene mengalami kenaikan hingga ke angka 40,6 persen yang sebelumnya 35,7 di tahun 2021.
Sebagai perpanjangan tangan Bupati, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Majene, Hasnawati, akan berupaya menekan kenaikan angka Stunting tahun 2023.
Menurutnya, Stunting terjadi bukan hanya karena kekurangan gizi pada anak, namun juga terbatasnya pemahaman tentang pengasuhan yang dilakukan saat anak berada dalam kandungan. Sayangnya, masih banyak kehamilan berisiko (terlalu muda, terlalu rapat, terlalu banyak, terlalu senja) dilakukan oleh pasangan usia subur yang membahayakan baik bagi si ibu, maupun bagi si anak. Hal ini yang diusahakan oleh Keluarga Berencana dalam mengatur serta mendampingi pasangan usia subur.
“Kami menyadari bahwa Stunting di Majene adalah tanggungjawab besar DPPKB. Maka dari itu, tahun ini kami akan bekerja maksimal untuk menekan angka Stunting dengan beberapa program di DPPKB,” terang Hasnawati kepada Jurnalis SulbarUpdate.com di Kantor DPPKB Kelurahan Baurung,Kecamatan Banggae Timur, Jumat (14/4/23)
Lanjut ia menjelaskan bahwa, Keluarga Berencana sendiri bertujuan untuk mengatur kehamilan pasangan usia subur, diantaranya mencegah usía kehamilan yang terlalu dini serta jarak kehamilan yang terlalu dekat sehingga berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan memastikan ketercukupan gizi anak. Keluarga Berencana melakukan intervensi spesifik seperti mempersiapkan calon ibu semenjak remaja, termasuk menghindari pernikahan terlalu dini.
“Program KB fokus pada kesehatan reproduksi perempuan. Seorang ibu disarankan untuk merencanakan dan mengatur jarak kehamilannya dengan baik. Dengan begitu anak yang dikandung dan dilahirkan pun sehat dan kecil resiko menderita stunting,” tambahnya.
Hasnawati berharap, koindisi pada dua tahun terakhir tidak terulang lagi tahun ini. Jadi tidak ada salahnya jika kita mengikuti program Keluarga Berencana untuk menghindari stunting akibat kehamilan beresiko.
“Kami harap dengan program tahun ini semua masyarakat dapat menerima informasi dengan baik. Juga salah satu upaya kami adalah banyak-banyak bersosialisasi tentang Keluarga Berencana melaui media massa, baik cetak maupun online,” tutup Hasnawati. (Shm)